Jakarta, IDN Times - Parlemen Guatemala menolak mengakui tujuh anggota dari Partai Semilla yang menaungi presiden terpilih, Bernardo Arevalo pada Rabu (30/8/2023). Pasalnya, partai oposisi itu dianggap terlibat dalam kecurangan terkait tanda tangan palsu dukungan warga.
Kisruhnya politik di Guatemala dimulai setelah larangan beberapa kandidat untuk mencalonkan sebagai capres. Setelah digelarnya pemilu putaran pertama, beberapa partai sayap kanan melayangkan tudingan adanya kecurangan.
Pada pilpres tahap kedua, kandidat oposisi, Bernardo Arevalo akhirnya dinyatakan menang dengan suara 61 persen. Ia berhasil mengalahkan kandidat presiden sayap kanan, Sandra Torres yang hanya meraih 39 persen suara.