Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liz Truss bersama 11 perwakilan negara anggota CPTPP di Inggris (10/7/2020). (Instagram.com/trussliz)
Dilansir BBC, CPTPP merupakan perjanjian perdagangan antara 11 negara lingkar Pasifik, yang terdiri dari: Australia Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Di antara negara-negara tersebut, CPTPP adalah rumah bagi sekitar 500 juta orang dan menghasilkan lebih dari 13 persen pendapatan dunia.
Sudah ada sejak 2018 dan Inggris menjadi negara non-pendiri pertama yang mendaftar untuk bergabung dengan CPTPP dan akan menjadi ekonomi terbesar kedua setelah Jepang, jika negosiasi berhasil.
Keuntungan utama menjadi anggota dari CPTPP, yaitu akses yang lebih besar ke pasar masing-masing dan janji untuk menghilangkan atau mengurangi 95 persen biaya atau tarif impor, tetapi beberapa dipertahankan guna melindungi area domestik yang sensitif, seperti: pertanian padi Jepang dan industri susu Kanada.
Tidak hanya itu saja, produsen yang mendapatkan komponen dari berbagai tempat dapat mengklaim produk mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan perlakuan istimewa, yang berarti mereka dapat mencentang apa yang disebut kotak 'rules of origin', selama 70 persen dari komponen tersebut berasal dari salah satu negara peserta.
Imbalannya, negara-negara berkewajiban untuk bekerja sama dalam regulasi, contohnya saja standar makanan.
Tidak seperti Uni Eropa, CPTPP bukanlah pasar tunggal atau serikat pabean, jadi negara tidak diharuskan memiliki peraturan dan standar yang identik dan negara-negara dapat membuat kesepakatan perdagangan mereka sendiri dengan negara lain (contohnya: yang dilakukan Inggris dengan Uni Eropa dan ingin menjangkau Amerika Serikat).