Jakarta, IDN Times – World Health Organization (WHO) berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh setelah kasus pemerkosaan yang dilakukan stafnya di Republik Demokratik Kongo.
Kasus itu mencuat pasca komisi penyelidikan independen WHO merilis laporan, yang mendapati 21 staf WHO melakukan pelecehan seksual selama wabah ebola melanda Kongo pada 2018-2020.
Sejak laporan itu dirilis, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus langsung meminta maaf kepada para korban. Salah satu badan PBB itu mendapat tekanan dari para donor untuk segera memberi tanggapan.
"WHO berkomitmen untuk memastikan bahwa penderitaan para penyintas dan keluarga mereka adalah katalis untuk transformasi budaya WHO yang mendalam,” kata Tedros pada Kamis (22/10/2021), dikutip dari AFP.