Jakarta, IDN Times - Serangan besar-besaran Israel ke Lebanon telah memberikan tekanan besar bagi para penderita kanker di negara tersebut. Mereka kini kesulitan mengakses pengobatan dan harus bertahan hidup sebagai seorang pengungsi.
Ribuan pasien kanker termasuk di antara lebih dari 1 juta orang yang meninggalkan rumah mereka akibat konflik antara Israel-Hizbullah selama setahun terakhir.
“Kami ingin kembali ke rumah kami, ke tempat kerja kami,” kata Ahmad Fahess sambil menangis saat menjalani pengobatan kanker di Pusat Medis Universitas Amerika di Beirut (AUBMC), dilansir dari Reuters.
Fahess adalah seorang pengusaha kecil dari kota Nabatieh di Lebanon selatan. Dengan konflik yang terus berlangsung, ia tidak tahu sampai kapan ia dapat terus mengakses pengobatan untuk kanker langka, sarkoma, yang dideritanya.
“Saya biasanya datang 3 hari ke Beirut untuk berobat dan kembali ke rumah. Sekarang dengan adanya perang, kami menjadi pengungsi, dan perjuangan pengobatan pun dimulai," ungkap ayah dua anak itu.