Jakarta, IDN Times - Warga Jalur Gaza yang menderita gagal ginjal harus berjuang bertahan hidup akibat kurangnya obat-obatan dan peralatan penyelamat jiwa. Pemboman dan blokade yang dilakukan Israel selama dua bulan terakhir telah menghambat sistem kesehatan di wilayah Palestina tersebut.
Di Rumah Sakit Martir Al Aqsa, yang berlokasi di Deir El Balah di Gaza tengah, para dokter mengatakan peralatan penting yang dibutuhkan untuk mesin dialisis atau cuci darah hanya cukup untuk seminggu lagi.
“Kami kehabisan filter dan tabung yang harus diganti untuk setiap pasien. Kami punya cukup uang untuk satu minggu lagi, setelah itu, kami akan menghubungi Kementerian Kesehatan untuk menyediakan lebih banyak filter dan kebutuhan lain bagi pasien,” kata Mohamed Naqla, dokter spesialis nefrotik di unit dialisis, kepada The National.
Bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan bantuan kemanusiaan segera untuk membantu pasien yang menderita penyakit kronis di Jalur Gaza.
Diperkirakan lebih dari seribu orang memerlukan dialisis ginjal, dan lebih dari 2 ribu lainnya menjalani pengobatan kanker di wilayah tersebut. Selain itu, sekitar 45 ribu orang menderita penyakit kardiovaskular, sementara lebih dari 60 ribu lainnya menderita diabetes.