Pasukan perdamaian PBB di RD Kongo. (Twitter.com/MONUSCO)
Melansir France 24, di wilayah timur RD Kongo yang penuh konflik terdapat lebih dari 120 milisi yang beroperasi. PBB pertama kali mengerahkan misi ke wilayah tersebut pada 1999. Pada 2010, pasukan PBB itu berubah menjadi MONUSCO, yang memiliki mandat untuk melakukan operasi ofensif.
Selama MONUSCO membantu menjaga perdamaian di RD Kongo, ada lebih 230 pasukan yang telah meninggal dalam misi. Namun, keberadaan MONUSCO akhi-akhir ini telah ditentang rakyat RD Kongo.
Rakyat Kongo menganggap pasukan itu tidak banyak membantu dalam menghentikan serangan oleh kelompok-kelompok bersenjata. Untuk menentang keberadaan pasukan MONUSCO, beberapa wilayah timur di RD Kongo mengadakan demonstrasi yang menuntut kepergian pasukan perdamaian PBB itu pekan lalu.
Wakil Sekjen PBB untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix, berada di RD Kongo pada hari Sabtu untuk melakukan pembicaraan dengan pemerintah negara itu.
"(Mereka akan) memeriksa cara-cara di mana kita berdua dapat menghindari terulangnya insiden tragis ini dan, di atas segalanya, bekerja sama lebih baik untuk mencapai tujuan kita. Kami berharap syarat-syarat tersebut akan terpenuhi, khususnya kembalinya otoritas negara, sehingga MONUSCO dapat menyelesaikan misinya secepat mungkin. Dan memberikan ruang bagi bentuk-bentuk dukungan internasional lainnya," katanya.