Pasukan Perdamain PBB di Mali. (Twitter.com/MINUSMA
Mali, yang saat ini dipimpin oleh junta militer sejak kudeta pada 2020, telah dilanda kekacauan sejak 2012 imbas pemberontakan yang dilakukan kelompok teroris Al-Qaeda dan ISIS.
Kekerasan di negara itu telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas dan ratusan ribu harus mengungsi. Kekerasan juga telah menyebar ke negara tetangga Burkina Faso dan Niger.
Untuk melawan para teroris, pasukan Mali dibantu 18 ribu pasukan penjaga perdamaian PBB, yang tujuan utamanya melindungi warga sipil. Misi perdamaian PBB yang diluncurkan di Mali sejak 2013 telah menewaskan lebih dari 255 tentara. Banyaknya pasukan yang tewas menjadikan Mali misi paling mematikan dari selusin misi penjaga perdamaian PBB di seluruh dunia.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, berterima kasih atas pengorbanan pasukan perdamaian di Mali.
"Kata bersyukur belum cukup kuat untuk mengungkapkan perasaan kami terhadap negara-negara anggota yang terus menyediakan banyak penjaga perdamaian di seluruh dunia. Orang Mesir, Yordania, Chad, dan lainnya telah memberikan hidup mereka untuk perdamaian orang-orang Mali dan kami selamanya berterima kasih atas dukungan mereka yang berkelanjutan," katanya dalam suatu pernyataan, yang dikutip dari Associated Press.