situasi sebuah kota yang rusak akibat perang Rusia di Ukraina (Twitter.com/OCHA Ukraine)
Sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin pernah bertemu dengan Paus Fransiskus. Dalam pertemuan tersebut, Paus mengatakan bahwa Putin prihatin dengan cara NATO bertindak melakukan ekspansi.
Perang yang ditakutkan pada akhirnya terjadi, ketika Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina dengan sebutan operasi militer khusus.
"Apa yang kita lihat adalah kebrutalan dan keganasan perang yang dilakukan oleh pasukan, umumnya tentara bayaran, yang digunakan oleh Rusia. Kenyataannya, Rusia lebih suka mengirim tentara Chechnya, Suriah, tentara bayaran," kata Paus dikutip dari Vatican News.
Meski begitu, Fransiskus menegaskan agar orang-orang juga melihat seluruh drama di balik perang, termasuk mereka yang menguji dan menjual senjata. Dia ingin orang-orang melihat masalah perang yang kompleks, bukan direduksi menjadi perbandingan orang baik dan orang jahat belaka.
"Saya hanya menentang situasi kompleks menjadi perbedaan antara orang baik dan orang jahat, tanpa mempertimbangkan akar dan kepentingan pribadi, yang sangat kompleks. Sementara kita menyaksikan keganasan dan kekejaman pasukan Rusia, kita tidak boleh melupakan masalah, dan berusaha menyelesaikannya," jelasnya.