Ilustrasi (twitter.com/UN OCHA Ethiopia)
Dalam laporan WFP, sebanyak 83 persen penduduk Tigray mengalami kerawanan pangan. Sehingga, keluarga yang termasuk dalam kategori tersebut harus melakukan apapun agar bisa menghemat makanan untuk tetap mempertahankan hidup.
Dalam hal gizi, survei menemukan bahwa 13 persen anak Tigray di bawah usia 5 tahun dan setengah dari semua wanita hamil dan menyusui mengalami kekurangan gizi. Hal itu dapat menyebabkan hasil kehamilan yang buruk, berat badan lahir rendah, pengerdilan, dan kematian ibu.
Di wilayah tetangganya, Amhara, kelaparan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima bulan karena pertempuran antara Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF) dan Pasukan Tigray (TF). Lebih dari 14 persen balita dan hampir sepertiga ibu hamil dan menyusui kekurangan gizi.
Sementara di wilayah Afar, di sebelah timur Tigray, tingkat kelaparan dan kekurangan gizi juga meningkat akibat konflik. Data pemeriksaan kesehatan terbaru menunjukkan bahwa angka gizi buruk pada balita berada pada 28 persen, jauh di atas ambang batas darurat standar 15 persen.
“Laporan suram ini menegaskan kembali bahwa apa yang dibutuhkan orang-orang di Etiopia utara adalah meningkatkan bantuan kemanusiaan, dan mereka membutuhkannya sekarang,” kata Michael Dunford, Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur.