Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (unsplash.com/Alexander Jawfox)

Jakarta, IDN Times - Misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mali (MINUSMA), dalam laporan terbarunya, menyebut sekitar 50 warga sipil tewas dibunuh. Laporan triwulanan itu membahas pelanggaran hak asasi manusia di Mali antara April dan Juni.

Dalam laporan itu, juga disebutkan bahwa tentara Mali bersama dengan tentara asing telah melakukan penyisiran, penangkapan, dan pembunuhan. Tidak dijelaskan secara rinci dari negara mana tentara asing tersebut.

1. Operasi militer tentara Mali tewaskan puluhan warga sipil

ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Mali telah mengalami ancaman keamanan dari kelompok gerilyawan militan yang berafiliasi dengan al-Qaeda atau ISIS selama satu dekade. Bamako pernah meminta bantuan Prancis dan negara sekutu untuk membantu mengatasi ancaman tersebut.

Tapi, sejak kudeta militer pada 2020, Prancis menarik pasukannya dari Mali. Penarikan itu terutama seiring dengan pemerintah Bamako yang menjalin kerja sama dengan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.

Melansir Reuters, dalam operasi militer terbaru yang dilakukan tentara Mali bersama pasukan asing, mereka dilaporkan telah membunuh sedikitnya 50 warga sipil pada 19 April. Laporan itu diterbitkan oleh PBB MINUSMA pada Rabu (31/8/2022).

PBB telah berulang kali menuduh tentara Mali mengeksekusi warga sipil dan tersangka militan. Tapi sangat sedikit tentara Mali yang dipidana terkait kasus tersebut.

2. Korban tewas termasuk perempuan dan anak-anak

Editorial Team

Tonton lebih seru di