Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sekjen PBB Antonio Guterres (un.org)

Jakarta, IDN Times - Pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afghanistan bulan depan tidak akan fokus pada pengakuan internasional atas pemerintahan Taliban.

Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021 ketika pasukan yang dipimpin Amerika Serikat (AS) mundur setelah perang selama 20 tahun.

Pada Desember 2022, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang menyetujui penundaan keputusan terkait pengakuan pemerintahan Taliban di Afghanistan.

1. PBB ingin identifikasi tantangan di Afghanistan lebih jauh

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, akan menjadi tuan rumah pertemuan tertutup di Doha pada 1-2 Mei 2023. Pertemuan tersebut akan menjamu utusan khusus di Afghanistan dari berbagai negara.

Wakil Sekjen PBB, Amina Mohammed, sempat menyarankan bahwa pertemuan itu dapat menemukan langkah-langkah kecil itu untuk pengakuan Taliban. Ungkapan itu menyebabkan banyak interpresrasi bahwa PBB akan mengakui Taliban.

Namun, wakil juru bicara PBB meluruskan maksud dari pertemuan pada Mei mendatang.

"Konferensi Doha pada 1 dan 2 Mei tidak berfokus pada pengakuan dan kami tidak ingin ada kebingungan mengenai itu," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq, dilansir Channel News Asia.

"Tujuan diskusi adalah untuk membangun konsensus yang lebih terpadu tentang tantangan yang dihadapi," tambahnya.

2. Taliban masih diskriminatif terhadap perempuan

Editorial Team

Tonton lebih seru di