Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. (www.esercito.difesa.it, CC BY 2.5 , via Wikimedia Commons)
Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon. (www.esercito.difesa.it, CC BY 2.5 , via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • PBB dan Prancis protes serangan Israel ke pasukan perdamaian UNIFIL di Lebanon

  • Israel melanggar gencatan senjata dengan terus menyerang Lebanon, menewaskan warga sipil dan merusak infrastruktur

  • Israel juga aktif menyerang Suriah dan Tepi Barat untuk menjaga ketidakstabilan negara tetangganya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Prancis melayangkan kecaman terhadap Israel atas serangan yang menyasar pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan pada Minggu (26/10/2025). Insiden ini melibatkan drone Israel yang menjatuhkan granat di dekat patroli, diikuti tembakan dari tank ke arah pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) dekat perbatasan.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa serangan ke pasukan UNIFIL tersebut merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan tidak dapat dibenarkan. Kecaman ini muncul di tengah fakta bahwa Israel masih terus melakukan serangan harian di kawasan tersebut, melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ada.

“Ini bukan kali pertama kami merasa menjadi sasaran dengan berbagai cara oleh tentara Israel, termasuk penembakan laser atau tembakan peringatan,” tutur Dujarric, dilansir Al Jazeera.

1. PBB protes serangan drone dan tank Israel terhadap UNIFIL

Insiden ini terjadi di dekat kota perbatasan Kfar Kila di area operasi UNIFIL. Menurut laporan, sebuah drone Israel terbang agresif di atas patroli UNIFIL sebelum menjatuhkan granat ke dekat lokasi mereka.

Pasukan UNIFIL kemudian menetralisir drone tersebut. Namun, beberapa saat kemudian, tank Israel menembakkan tembakan ke arah UNIFIL. Namun, tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dialami akibat serangan tersebut.

PBB telah menghubungi militer Israel untuk menyampaikan protes atas tindakan berbahaya ini. Israel dituduh mengabaikan keselamatan dan keamanan para penjaga perdamaian yang menjalankan mandat Dewan Keamanan PBB.

Prancis juga turut mengutuk insiden penembakan yang menargetkan UNIFIL, yang juga terdiri dari pasukan Prancis. Menurut Kementerian Luar Negeri Prancis, insiden ini mengikuti serangan serupa yang sudah terjadi sebelumnya pada tanggal 1, 2, dan 11 Oktober, dilansir The New Arab.

2. Israel gempur Lebanon meskipun ada gencatan senjata

Meskipun ada gencatan senjata pada November 2024, militer Israel belum menarik penuh pasukannya dan terus membombardir Lebanon hampir setiap hari. UNIFIL bekerja sama dengan Tentara Lebanon untuk menegakkan kesepakatan damai yang mengakhiri konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah.

Serangan Israel di Lebanon selatan dilaporkan sangat intens, bahkan telah menewaskan warga sipil dan menghancurkan peralatan rekonstruksi. Israel berdalih serangan ini ditujukan untuk menghalangi Hizbullah membangun kembali infrastruktur militernya di wilayah selatan.

Di sisi lain, Israel dan Amerika Serikat (AS) mendesak pemerintah Lebanon agar melucuti Hizbullah sepenuhnya, tuntutan yang sebenarnya tidak termasuk dalam perjanjian gencatan senjata. Perjanjian itu hanya menuntut agar Hizbullah menarik diri dari Lebanon selatan, bukan dilucuti seluruhnya.

Hizbullah sendiri dilaporkan semakin melemah setelah konflik dengan Israel, tetapi menyatakan siap untuk membela diri jika diperlukan.

“Kemungkinan perang memang ada, tetapi tidak pasti, itu tergantung pada perhitungan mereka,” tutur pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, dilansir The New Arab.

3. Israel masih gencar serang negara-negara tetangga

pasukan Israel di perbatasan Suriah. (Israel Defense Forces, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Selain Lebanon, Israel juga masih terus menyerang wilayah negara tetangganya yang lain, termasuk Suriah dan Tepi Barat. Serangan ini diduga bermaksud untuk untuk membuat negara-negara tetangganya tetap tidak stabil dan lemah.

Di Tepi Barat yang diduduki, militer Israel terus melakukan penindasan terhadap warga Palestina. Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat saja, sementara Israel terus mendorong upaya pencaplokan wilayah tersebut.

Militer Israel juga masih sangat aktif di Suriah dengan media lokal melaporkan adanya serangan dan penyusupan hampir setiap hari di sepanjang perbatasan selatan. Pelanggaran ini termasuk pengintaian udara, infiltrasi darat, serta penangkapan dan penghilangan warga Suriah.

Mewakili Suriah dalam sesi Dewan Keamanan PBB, Ibrahim Olabi menyerukan agar Israel menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internal Suriah. Olabi juga mengutuk kehadiran Israel di wilayah Suriah, termasuk Dataran Tinggi Golan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team