Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan memobilisasi tekanan internasional untuk memastikan kegagalan kudeta militer yang terjadi di Myanmar. Langkah kudeta itu diawali dengan penahanan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint pada Senin (1/2/2021). Sebaliknya, Tiongkok justru mengingatkan agar keputusan PBB tidak memperumit situasi di Naypyitaw.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memberi tekanan yang cukup pada Myanmar untuk memastikan bahwa kudeta ini gagal. Ini benar-benar tidak dapat diterima setelah pemilu, yang menurut saya berlangsung normal setelah periode transisi yang luar biasa,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dilansir dari The Straits Times, Kamis (4/2/2021).