Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti upaya pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, yang ingin memperkuat cengkeraman kekuasaannya di Myanmar. Setelah melancarkan kudeta militer pada 1 Februari 2021, junta telah menetapkan Aung San Suu Kyi sebagai tersangka dan menganulir hasil pemilu November 2020.
Dikutip dari The Straits Times, bulan lalu, Min Aung mendaulat dirinya sebagai perdana menteri hingga Myanmar menggelar pemilu, yang rencananya diadakan pada 2023. PBB juga khawatir dalam waktu dekat junta akan membubarkan Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD).
"Saya khawatir kita akan segera mendengar juga bahwa Partai NLD dibubarkan. Ini adalah upaya untuk mempromosikan legitimasi terhadap kurangnya tindakan internasional yang diambil," kata Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, Selasa (10/8/2021).
"Saya harus menjelaskan bahwa PBB tidak mengakui pemerintahan (junta), jadi terserah negara-negara anggota,” tambah dia.