Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi senjata (unsplash.com/Lamna The Shark)
ilustrasi senjata (unsplash.com/Lamna The Shark)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyuarakan kekhawatirannya atas distribusi massal senjata kepada warga Israel selama setahun terakhir.

Awal pekan ini, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengumumkan bahwa lebih dari 120 ribu senjata api telah didistribusikan kepada pemukim Israel sejak pecahnya perang Gaza pada 7 Oktober 2023. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya berencana untuk terus melanjutkan distribusi tersebut.

Jeremy Laurence, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, mengatakan bahwa pengumuman tersebut menimbulkan kekhawatiran yang serius.

"Pernyataan yang dibuat oleh Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, yang mengumumkan kebijakan tersebut, hanya meningkatkan kekhawatiran ini," katanya, dilansir dari Anadolu

Dia menekankan bahwa perhatian utama mereka adalah meningkatnya eskalasi kekerasan di kawasan tersebut.

1. Distribusi senjata kepada warga Israel dapat meningkatkan serangan

Laurence mengutip laporan dari Kantor Hak Asasi Manusia PBB pada Desember lalu, yang menyatakan keprihatinan serius terkait distribusi senjata api oleh militer Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Ia mengungkapkan bahwa hal itu bertepatan dengan peningkatan kekerasan yang terkait dengan pemukim, di mana lebih dari sepertiga insiden yang terdokumentasi melibatkan penggunaan senjata api.

Laporan dari Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada September juga mencatat 1.350 serangan oleh warga Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk 55 serangan bersenjata.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut, Laurence mengindikasikan bahwa distribusi senjata kepada warga sipil Israel dapat memicu peningkatan serangan bersenjata terhadap warga Palestina.

2. Laurence meminta pemimpin Israel hindari hasutan dan ujaran kebencian

Ia juga menyebut laporan tahunan oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk, yang disampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Februari, yang menyoroti kekhawatiran atas penggunaan kalimat provokatif oleh pejabat senior Israel.

Ia mengulangi peringatan Turk bahwa beberapa pernyataan pemimpin politik dan militer Israel telah mendehumanisasi rakyat Palestina dan meremehkan pentingnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional.

Sebagai contoh, dalam sebuah video yang dirilis pada Juni, Ben-Gvir mengatakan bahwa para tahanan Palestina seharusnya ditembak di kepala daripada diberi lebih banyak makanan.

Laurence juga mengutip seruan Turk agar para pemimpin Israel mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran ujaran kebencian dan menghindari hasutan kekerasan.

3. Sebanyak 719 warga Palestina tewas akibat kekerasan di wilayah pendudukan

Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel terhadap warga Palestina telah meningkat sejak 7 Oktober 2023.

Sedikitnya 719 warga Palestina, termasuk 160 anak-anak, dilaporkan tewas, hampir 6.200 lainnya terluka, dan lebih dari 10.900 orang ditangkap di wilayah yang diduduki.

Menurut perkiraan Israel, sekitar 720 ribu warganya kini tinggal di pos-pos pemukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur.

Komunitas internasional, termasuk PBB, menganggap permukiman ini ilegal berdasarkan hukum internasional. Amerika Serikat (AS) juga mengatakan bahwa perluasan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki tidak sejalan dengan hukum internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah