Ilustrasi etnis Uighur di Xinjiang, Tiongkok (IDN Times/Uni Lubis)
Sebelumnya, ribuan foto dan data resmi dari Provinsi Xinjiang, China, yang memperlihatkan penahanan Uighur dan minoritas Muslim lainnya, dilaporkan telah bocor. Foto dan data ini bocor berbarengan dengan kunjungan Bachelet, ke China pada Mei 2022.
Sejumlah kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) menuduh Beijing melakukan penahanan terhadap minoritas Muslim Uighur. Lebih dari satu juta warga Uighur ditahan di Xinjiang, yang disebut Beijing sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan.
Data-data yang bocor tersebut, termasuk pidato internal mantan sekretaris Partai Komunis Chen Quanguo di Xinjiang, di mana ia diduga memerintahkan penjaga untuk menembak siapa pun yang mencoba melarikan diri.
Chen juga diduga meminta pejabat di wilayah tersebut untuk melakukan kontrol tegas para penganut agama minoritas. Kebocoran data ini juga memperlihatkan pidato internal Menteri Keamanan Publik Zhao Kezhi pada 2018, yang menyebutkan perintah langsung dari Presiden Xi Jinping untuk meningkatkan kapasitas fasilitas penahanan.