Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Ekuador (pixabay.com/pablofiguetru)

Jakarta, IDN Times - Kantor Kejaksaan Ekuador, pada Selasa (25/6/2024), mengungkap bahwa pelaku pembunuhan kandidat Presiden Fernando Villavicencio menerima imbalan sebesar 200 ribu dolar AS (Rp3,3 miliar). Informasi ini didapat dari keterangan sejumlah saksi mata yang hadir di pengadilan. 

Fernando Villavicencio dibunuh pada 9 Agustus 2023 usai menghadiri acara kampanye di ibu kota Quito. Kasus ini mengejutkan semua pihak dan menunjukkan tingginya kasus kekerasan di Ekuador imbas aktivitas geng penyelundup narkoba dalam beberapa tahun terakhir. 

1. Villavicencio diduga dibunuh karena akan mengubah hukum di Ekuador

Berdasarkan keterangan dari saksi yang dipanggil di pengadilan, pelaku pembunuhan Villacivencio adalah geng kriminal Los Lobos. Geng tersebut diklaim sebagai organisasi penyelundup narkoba terbesar di Ekuador saat ini. 

Dilaporkan Associated Press, saksi menyebut bahwa salah satu pelaku yang terlibat dalam pembunuhan ini bernama Jose M alias El Cura. Ia sudah dibunuh oleh anggota geng di dalam penjara setelah ditangkap oleh aparat kepolisian. Saksi pun menyebut bahwa mantan Presiden Rafael Correa menyuruh geng untuk membunuh Villavicencio. 

Pelaku pembunuhan diketahui menginginkannya tewas karena jika terpilih sebagai presiden, Villavicencio akan mengubah aturan kode kriminal dan berdampak pada penyelundupan narkoba di Ekuador. 

Politikus berusia 59 tahun itu dikenal sebagai sosok yang menentang kasus korupsi di jajaran menteri dan pejabat senior di Ekuador soal aturan penjara, terutama pada masa kepemimpinan eks Presiden Correa (2007-2017)

2. Pemimpin Los Lobos diduga jadi otak pembunuhan Villavicencio

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di