Ilustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)
Saat ini, surat perintah penangkapan untuk tersangka telah dikeluarkan namun belum segera jelas apakah tersangka telah mengakui tuduhan yang diajukan kepadanya.
Dalam beberapa bulan terakhir, insiden seperti pelecehan seksual telah tercium dari dinas militer Korsel. Itu menjadi salah satu aib yang memalukan dan pemerintah telah berusaha untuk mendapatkan kepercayaan kembali dari publik dengan menjanjikan reformasi peradilan militer.
Melansir Korea Herald, pada bulan Juli, seorang perwira Angkata Udara (AU) ditemukan bunuh diri di fasilitas militer dan dirinya adalah seorang korban pelecehan seksual rekan satu angkatannya. Korban diidentifikasi sebagai Sersan Lee.
Pada bulan Juli, seorang jenderal Angkatan Darat ditangkap dan didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap seorang bawahan perempuan saat militer masih belum pulih dari kematian Lee karena bunuh diri.
Satu bulan sebelumnya, yakni pada bulan Juni, dua tentara pria juga dihukum karena aktivitas seksual ketika sedang dalam kondisi diisolasi karena COVID-19. Kabar tersebut telah menggemparkan beberapa pihak.
Meski homoseksualitas tidak ilegal di Korsel, tapi gay masih menjadi tabu di negara tersebut. Pengacara pasangan itu mengatakan tindakan kliennya "bersifat suka sama suka" dan karena itu mereka tidak bersalah.
Melansir The Guardian, pihak pengadilan tidak setuju dengan alasan pengacara. Perilaku para terdakwa "dianggap bertentangan dengan moralitas seksual yang baik," dan "melanggar serius" disiplin militer. Presiden Moon Jae-in sendiri yang mantan pengacara hak asasi manusia mengatakan sebelum menjadi presiden bahwa dia menentang homoseksualitas dan "tidak menyukainya."