Pemberontak Mali Bantah Dibantu Ukraina untuk Lawan Wagner

Jakarta, IDN Times - Pemberontak Strategic Framework for the Defense of the People of Azawad (CSP-DPA), pada Rabu (14/8/2024), mengaku tidak mendapat bantuan dari Ukraina untuk mengalahkan tentara Mali dan pasukan pembunuh bayaran Rusia, PMC Wagner di perbatasan Aljazair.
Dugaan ikut campur Ukraina dalam perang sipil di Mali terkuak setelah Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR) mengaku memberikan informasi kepada CSP-DPA. Pernyataan itu membuat geram junta militer Mali dan langsung memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina.
1. Klaim tidak ada bantuan asing kepada CSP-DPA
Juru bicara CSP-DPA, Mohamed Elmaouloud Ramadane, menekankan bahwa tidak ada pihak asing yang membantu kelompoknya melawan pasukan Mali dan PMC Wagner di Tinzaouaten pada Juli lalu.
"Kami dapat mengatakan dengan jelas bahwa kami tidak menerima bantuan apapun dari luar negeri dalam perjuangan di Tinzaouaten. Kami juga tidak mendapatkan bantuan dari Ukraina baik secara finansial maupun pelatihan militer. Kami sama sekali tidak mendapat bantuan dari Ukraina," kata Ramadane, dikutip dari Reuters.
Selain CSP-DPA, kelompok jihadis yang memiliki afiliasi dengan Al-Qaeda di Mali, Jama'a Nusrat ul-Islam wa al-Muslimin (JNIM), juga mengaku berhasil menyergap dan membunuh puluhan tentara Mali dan Wagner.