Bendera Mali. (Pixabay.com/OpenClipart-Vectors)
Melansir VOA News, Mali telah dicengkeram krisis keamanan dan politik sejak 2012, ketika pemberontakan dimulai di wilayah utara negara itu.
Saat ini, kelompok pemberontak yang berafiliasi dengan Al-Qaeda dan ISIS sedang meningkatkan operasi mereka di Mali tengah, dan kerusuhan menyebar ke negara tetangga Niger dan Burkina Faso.
Kekerasan yang dilakukan pemberontak selama lebih satu dekade telah menyebabkan ribuan warga sipil, polisi, dan tentara tewas di seluruh wilayah. Lebih dari 2 juta orang harus meninggalkan rumah mereka.
ICRC telah beroperasi Mali selama lebih dari 30 tahun. Pejabat ICRC Martin Schuepp pada tahun lalu mengatakan, kejahatan merajalela di negara itu dan menimbulkan tantangan keamanan.
Dalam menghadapi para teroris Mali telah dibantu pasukan dari Prancis selama satu dekade, tapi pada tahun lalu Paris menarik pasukannya. Hal itu terjadi setelah militer melakukan kudeta di Mali.
Sekarang, junta militer bekerja sama dengan tentara swasta Rusia, Wagner, untuk memerangi teroris.