Pemberontakan di penjara Tacumbu dimulai saat pecahnya perkelahian antarnarapidana. Kemudian narapidana pun langsung membakar matras di pintu masuk, untuk menghalangi petugas masuk dan memanjat ke atap sebagai tanda bahwa penjara sudah dikuasai.
Menurut keterangan dari salah satu polisi yang tiba di lokasi kejadian, terdapat setidaknya 30 perempuan dan 10 orang lain yang ditawan oleh narapidana.
"Sekitar 30 perempuan yang menjenguk keluarganya dan 10 petugas ditawan. Mereka masih ada di dalam dan tidak dapat pergi. Mereka dijadikan sebagai sandera, sehingga napi tidak akan menyetuh petugas maupun perempuan tersebut. Itu kata yang kami dapatkan dari mereka," ungkapnya, dikutip Telam.
Selain 40 orang tersebut, kepala penjara Tacumbu, Adan Gonzalez Alvarez juga ikut ditangkap dan disandera oleh para narapidana.
Menurut media lokal, peristiwa ini merupakan bentuk pemberontakan yang dilakukan oleh geng kriminal terbesar di Paraguay, Clan Rotela. Mereka adalah geng yang mengontrol penyelundupan narkoba dari dan keluar penjara.