Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Saksi di Ethiopia pada Minggu (19/6/2022) mengatakan bahwa lebih dari 200 orang yang sebagian besar beretnis Amhara tewas dalam serangan di wilayah Oromia, Ethiopia. Serangan tersebut diyakini didalangi oleh kelompok pemberontak Oromo Liberation Army (OLA).

Namun, dalam sebuah pernyataan, Oromo Liberation Army telah menolak tuduhan tersebut. Pembunuhan etnis massal tersebut saat ini telah menjadi perhatian utama dari pemerintah Ethiopia. 

1. Etnis Amhara merasa dibunuh seperti ayam

ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Penduduk daerah Gimbi, Abdul-Seid Tahir, mengaku melihat 230 mayat. 

"Saya khawatir ini adalah serangan paling mematikan terhadap warga sipil yang pernah kita lihat dalam hidup kita,” kata dia setelah lolos dari serangan, dikutip dari Associated Press.

“Kami mengubur mereka di kuburan massal, dan kami masih mengumpulkan mayat. Unit tentara federal sekarang telah tiba, tetapi kami khawatir serangan itu dapat berlanjut jika mereka pergi,” tambahnya.

Saksi lainnya yang bernama Shambel mengatakan, komunitas Amhara setempat sekarang dengan putus asa berusaha untuk dipindahkan ke tempat lain, sebelum putaran pembunuhan massal lainnya terjadi.

Dia mengatakan, etnis Amhara yang menetap di daerah itu sekitar 30 tahun yang lalu dalam program pemukiman kembali sekarang dibunuh seperti ayam.

Etnis Amhara memang kerap menjadi sasaran oleh berbagai pihak yang tak bertanggung jawab di Ethiopia karena berbagai faktor.

2. Kelompok Oromo Liberation Army menepis tuduhan pembunuhan massal tersebut

Editorial Team

Tonton lebih seru di