Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
twitter.com/tameryazar
twitter.com/tameryazar

London, IDN Times - Pemenang Nobel bidang ekonomi, Sir Angus Deaton, menilai Inggris hampir sama dengan Amerika Serikat dalam hal perekonomian. Ketidaksetaraan yang terjadi selama ini di Inggris bisa mengancam demokrasi secara perlahan. Bagaimana awal ceritanya?

1. Inggris telah mengalami upah stagnan dalam satu dekade terakhir

twitter.com/FitzwilliamColl

Dilansir dari The Guardian, situasi di Inggris saat ini tidak terlalu mencolok, di mana Inggris telah menderita selama satu dekade terakhir karena upah yang stagnan. Akibatnya, kematian akibat bunuh diri dan penyalahgunaan narkoba semakin meningkat di kalangan usia setengah baya. Ketidakpuasan dengan standar hidup "flat lining" dipandang sebagai faktor di balik keputusan tahun 2016 oleh warga Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, berjanji untuk membantu keluarga yang hanya mengelola. Sir Angus Deaton, memimpin tinjauan tengara ketidakpuasan di Inggris di tengah kekhawatiran bahwa negara ini berada pada titik kritis. Lembaga Institute for Fiscal Studies, yang bekerja sama dengan Deaton dalam studi tersebut mengatakan bahwa ekonom kelahiran Inggris akan menunjuk pada risiko Inggris mengikuti Amerika Serikat yang memiliki ketidaksetaraan ekstrim dalam hal gaji, kekayaan, dan kesehatan.

2. Deaton mengatakan London diuntungkan secara tidak proporsional

Editorial Team

Tonton lebih seru di