Pemerintah Hong Kong Sematkan Label 'Radikal' kepada Demonstran

Hong Kong, IDN Times - Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, bertemu dengan para awak media dalam sebuah konferensi pers yang langka pada Senin pagi (5/8). Dalam kesempatan ini, ia mengecam perilaku para demonstran yang ia sebut sebagai "radikal" dan telah menghancurkan kehidupan kelas pekerja dengan "merusak mangkok nasi" mereka melalui aksi protes yang tiada henti.
Demonstrasi awalnya terjadi untuk memprotes Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi yang memungkinkan pelaku pelanggaran hukum di Hong Kong dikirim ke Tiongkok daratan untuk diadili di bawah sistem hukum Partai Komunis. Melalui serangkaian aksi, peserta protes berhasil menekan Lam untuk menghentikan pembahasan RUU. Kini, massa menuntut lebih.
1. Lam meminta demonstran menghormati warga sipil lain
Dalam salah satu poin pembuka, Lam menilai demonstrasi yang memasuki minggu ke-9 ini mengganggu kelancaran hidup warga sipil sehari-hari. Menurutnya, alasan politik yang melatarbelakangi protes berbagai unsur masyarakat itu tidak boleh menghalangi aktivitas publik.
"Gangguan luas seperti itu yang terjadi atas nama tuntutan-tuntutan tertentu atau pergerakan tidak kooperatif telah secara serius melemahkan hukum dan tata tertib Hong Kong, mendorong kota kita, kota yang kita semua cintai dan banyak dari kita bantu untuk bangun, ke ujung situasi yang sangat berbahaya," kata Lam, seperti dilansir dari South China Morning Post.