Jakarta, IDN Times - Hingga kini pertanyaan besar mengenai siapa pemesan ribuan amonium nitrat yang meledak di Beirut pada 4 Agustus 2020 lalu masih belum terjawab. Perusahaan yang membuat bahan peledak dan berlokasi di Mozambik, Fábrica de Explosivos Moçambique (FEM) kepada Reuters membantah sebagai pemilik kargo amonium nitrat tersebut. Meskipun melalui juru bicaranya, Antonio Cunha Vaz, mengakui mereka baru bersedia membayar bila produk itu diantar hingga ke negaranya.
Pada kenyataannya, kargo tersebut tidak pernah tiba di Mozambik. Namun, berdasarkan penelusuran Reuters pada Kamis, 13 Agustus 2020, diketahui pembuat amonium nitrat itu adalah perusahaan produsen pupuk asal Georgia, Rustavi Azot LLC.
Tetapi, tak berapa lama kemudian, perusahaan tersebut gulung tikar. Seorang pengusaha yang dulunya merupakan pemilik pabrik pupuk itu, Roman Pipia, mengaku sudah tak lagi memiliki kendali terhadap pabrik tersebut sejak 2016 lalu.
Berdasarkan dokumen pengadilan di Inggris, perusahaan itu dipaksa oleh pemberi kredit agar dilelang pada 2016 lalu. Bagaimana awal mula perusahaan pembuat bahan peledak asal Mozambik bisa memesan amonium nitrat itu ke Georgia?