(Toleransi antarumat beragama di Bali saat perayaan Galungan) IDN Times/Ayu Afria
Selain meluruskan kekeliruan informasi, peran umat beragama lainnya adalah melakukan aksi-aksi kemanusiaan. Pembicara lain dalam diskusi FPCI, Pastor Kyoichi Sugino mengungkap bahwa pihaknya meluncurkan dana kemanusiaan khusus untuk merespons pandemik COVID-19.
Deputi Sekretaris Jenderal Religions for Peace (RfP) yang berkantor di New York, Amerika Serikat, itu mengatakan organisasinya akan memberikan dana hibah kepada jaringan lintas iman di seluruh dunia yang berhasil membuat program berkaitan dengan penanganan virus corona di masyarakat. Informasi ini bisa diperoleh di situs resmi RfP.
Tujuannya adalah untuk menyebarluaskan pesan-pesan berbasis pedoman saintifik, menyediakan bantuan kepada orang-orang rentan mulai dari anak-anak sampai lansia, memberantas diskriminasi, serta menawarkan dukungan spiritual dan emosional kepada yang membutuhkan.
"Ini merupakan peran unik yang dimiliki para pemimpin agama," kata pastor dari Jepang tersebut. "Pemimpin agama mencari makna dari pandemik ini. Harapan dan solidaritas apa yang bisa kami berikan di masa-masa tak menentu seperti sekarang? Kita harus bersama-sama."
Pesan yang sama ditegaskan oleh Elsanousi. Ketika Ramadan dan umat Islam membayar zakat, ia menilai ini saatnya pemimpin agama berpesan untuk memperluas cakupan penerima rezeki tersebut.
"Bolehkah memberi zakat kepada non-muslim, kepada orang-orang di garis depan yang bekerja di tengah COVID-19? Tentu saja boleh. Ini waktu yang krusial untuk menunjukkan solidaritas," tegasnya.