bendera Rusia (PIxabay.com/IGORN)
Sebelum mengumumkan bahwa akan mengirim putranya ikut bertempur, Kadyrov telah meminta agar Moskow menggunakan senjata nuklir untuk menyerang Ukraina. Saran itu disampaikan pada akhir pekan kemarin.
Namun, Moskow menentang saran tersebut, yang disampaikan oleh Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin. Peskov mengatakan bahwa Kadyrov memiliki hak untuk menyuarakan pendapatnya, tapi pendekatan militer Rusia tidak boleh didorong oleh emosi.
"Ini adalah momen yang sangat emosional. Kepala daerah punya hak untuk menyampaikan pendapatnya. Tetapi bahkan di saat-saat sulit, emosi harus dijauhkan dari penilaian apa pun. Jadi kami lebih memilih untuk tetap berpegang pada penilaian yang seimbang dan objektif," kata Peskov.
Peskov mengatakan dasar untuk setiap penggunaan senjata nuklir ditetapkan dalam doktrin nuklir Rusia. Pedoman tersebut menjelaskan bahwa penggunaan senjata nuklir dapat digunakan jika senjata pemusnah massal lainnya dipakai untuk melawan Rusia, atau jika negara Rusia menghadapi ancaman eksistensial dari senjata konvensional.
Rusia diketahui memiliki persenjataan atom terbesar di dunia, termasuk senjata nuklir taktis hasil rendah yang dirancang menyerang pasukan lawan.
Bulan lalu, Putin memperingatkan Barat bahwa Rusia siap menggunakan senjata nuklir untuk melindungi wilayahnya dan meaangeskan itu bukan hanya gertakan. Putin beberapa hari lalu, mengatakan Amerika Serikat telah menciptakan preseden dengan menjatuhkan bom nuklir di Jepang pada akhir Perang Dunia Kedua.