Jakarta, IDN Times - Pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyerukan agar sanksi internasional terhadap negaranya dapat dicabut. Ia mengatakan bahwa Suriah kini sudah kelelahan akibat perang dan bukanlah ancaman bagi negara tetangganya atau Barat.
“Sekarang, setelah semua yang terjadi, sanksi harus dicabut karena menyasar rezim lama. Korban dan penindas tidak boleh diperlakukan sama,” ujar pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) itu dalam wawancara dengan BBC.
HTS memimpin serangan kilat yang menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024. Kelompok itu kemudian membentuk pemerintahan sementara, dengan Mohammad al-Bashir sebagai perdana menteri hingga Maret 2025.