Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Massa demonstran Myanmar menolak kudeta militer. (Twitter.com/Anonymous)
Massa demonstran Myanmar menolak kudeta militer. (Twitter.com/Anonymous)

Naypyitaw, IDN Times – Gelombang demonstrasi di Myanmar yang menolak kudeta militer masih terus berlanjut. Pada hari Jumat (12/2), ratusan ribu orang masih melakukan protes di beberapa kota besar dan bahkan terlibat bentrok dengan para petugas polisi.

Para petugas polisi berusaha membubarkan dan menghentikan pertemuan massal bahkan dengan menggunakan peluru baik itu peluru karet atau peluru tajam. Melansir dari kantor berita Reuters, penyelidik PBB untuk Myanmar mengatakan ada “laporan yang berkembang, bukti foto” bahwa pasukan keamanan menggunakan amunisi langsung dan itu melanggar hukum internasional.

Sejak kudeta pada 1 Februari, penguasa militer Myanmar telah melakukan penangkapan terhadap biksu, pejabat dan aktivis. Komite Hak Asasi Manusia PBB memperkirakan bahwa jumlahnya sekitar 350 orang dan mereka ditangkap dengan “alasan yang meragukan.”

1. Bentrok demonstran dengan polisi

Polisi menggunakan meriam air, gas air mata, dan peluru untuk membubarkan massa. (Twitter.com/Sellie Swan)

Demonstrasi pada hari Jumat (12/2) sejauh ini terlihat sebagai sebuah demonstrasi terbesar yang pernah dijalankan sebagai protes untuk menolak kudeta. Jumlah peserta protes tidak bisa dipastikan tetapi kemungkinan terdiri dari ratusan ribu orang.

Demonstrasi tersebut berlangsung di beberapa kota seperti Mawlamyine, Yangon, Mandalay, Dawei, dan ibukota Myitkyina, daerah Kachin utara. Dalam pemantauan Reuters, polisi di Mawlamyine melepaskan tembakan dengan peluru karet untuk membubarkan massa. Sejauh ini tiga orang dilaporkan terluka.

Dari tiga yang terluka terdiri dari satu orang perempuan dan dua orang laki-laki. Korban luka perempuan terkena tembakan peluru karet di perut dan korban terluka laki-laki terkena peluru karet di pipi dan lengan.

Beberapa orang juga ditangkap dan ditahan oleh polisi di Mawlamyine yang itu menyulut kemarahan. Massa kemudian berdiri di luar kantor polisi memprotes penangkapan tersebut untuk pembebasan kawannya. Mereka yang ditangkapi oleh polisi kemudian dibebaskan.

2. Pemimpin junta militer mengajak kerja sama

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di