Pemungutan Suara Pilpres AS Hampir Selesai

Intinya sih...
- Pemilihan presiden AS antara Kamala Harris dan Donald Trump diprediksi ketat.
- Tujuh negara bagian penentu pemilihan presiden AS, dengan perbedaan waktu penutupan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
- Jajak pendapat menunjukkan persaingan yang ketat, dengan selisih tipis antara kedua kandidat di beberapa negara bagian potensial.
Jakarta, IDN Times - Pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) hampir berakhir. Warga Amerika telah memberikan suara terbaiknya untuk masa depan negeri adidaya tersebut.
Dilansir BBC, Rabu (6/11/2024), persaingan antara calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump diperkirakan bakal ketat. Keduanya sama-sama memiliki peluang untuk menang.
Pilpres AS juga telah digelar sepekan sebelum 5 November 2024, baik secara langsung maupun melalui pos. Pada 5 November kemarin, Tempat Pemungutan Suara (TPS) rata-rata dibuka pada pukul 06.00 waktu setempat. Pembukaan TPS pun beragam lantaran perbedaan waktu di setiap negara bagian di AS.
1. Kapan TPS ditutup?
Ada tujuh negara bagian yang menjadi penentu dalam pemilihan presiden tahun ini (swing states). Di Georgia, TPS akan ditutup pada pukul 19.00 waktu setempat. Para pejabat di Georgia bahkan yakin bahwa sekitar 75 persen suara sudah bisa dihitung dalam dua jam pertama usai TPS ditutup.
Untuk North Carolina, TPS akan ditutup 30 menit setelah TPS Georgia ditutup yaitu 19.30. Hasil di North Carolina pun diharapkan sudah bisa dilihat sebelum berganti hari.
Di Pennsylvania, TPS tutup pada pukul 20.00 dan mungkin dibutuhkan sekitar 24 jam untuk menghitung seluruh suara.
TPS di Michigan bakal tutup pada pukul 21.00, lalu di Wisconsin akan tutup pada 21.00 juga serta Arizona dan Nevada, TPS akan ditutup pada pukul 22.00. Untuk empat negara bagian ini, surat suara akan dihitung berhari-hari setidaknya 13 hari karena cukup besar negara bagiannya.
2. Kamala Harris vs Donald Trump bersaing ketat
Dalam pilpres tahun ini, Harris melawan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump, yang juga pernah menjadi presiden AS pada 2016-2020.
Sampai hari ini, sebagian jajak pendapat menunjukkan perbedaan tipis 1 hingga 3 persen. Persentase tersebut masih dalam cakupan tingkat kesalahan (margin of error) pada sebagian besar survei. Sebanyak lima jajak pendapat mendapati Trump dan Harris seri secara virtual.
Persaingan tersebut bahkan semakin ketat saat melihat tujuh negara bagian potensial, di mana rata-rata jajak pendapat dari empat negara bagian yakni Nevada, Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania, menunjukkan para kandidat terpisah dengan selisih 1 persen atau kurang.
3. Tiap Kandidat butuh 270 Electoral College untuk menang
Dengan memakai sistem Electoral College, setiap kandidat membutuhkan 270 suara dari total 538 suara elektoral untuk bisa menang dalam pilpres AS. Setiap negara bagian memiliki sejumlah ‘elektor’ berdasarkan jumlah penduduk.
Sebagian negara bagian bahkan memiliki sistem memberikan semua suaranya kepada siapa pun kandidat yang bisa meraup suara terbanyak terlebih dahulu. Diprediksi ada sejumlah negara bagian yang ‘menentukan’ atau swing states.
Swing State merupakan sejumlah negara bagian kecil yang suaranya sangat menentukan jumlah dari Electoral College setiap kandidat capres. Dalam kontestasi pilpres tahun ini, hasilnya berubah-ubah antara condong ke Demokrat atau malah ke Republik.