Ilustrasi penculikan. (Unsplash.com/James Kovin)
Direktur komunikasi di Catholic Society of Nigeria (CSN), Mike Umoh, mengatakan bahwa penculikan adalah kenyataan yang terlalu sering dihadapi gereja.
"Ini adalah penegasan kembali yang tidak menguntungkan dari situasi menjijikkan yang kita alami sebagai sebuah bangsa. Dan yang lebih disayangkan adalah kenyataan bahwa pemerintah saat ini tampaknya tidak mampu atau tidak mau menahan situasi. Kami telah berbicara menentang serangan tak berperasaan yang terus-menerus di negara ini," paparnya.
Seorang pendeta yang diculik dibebaskan pada pekan lalu, dia diculik selama dua hari. Pembebasan itu diduga terjadi setelah adanya pembayaran uang tebusan yang sangat besar.
Pada Mei, prelatus Gereja Metodis Nigeria diculik di negara bagian Abia di Nigeria tenggara. Penculiknya membebaskan setelah ada pembayaran uang tebusan sebesar 230 ribu dolar AS (Rp3,4 miliar).
Penculikan untuk tebusan juga sering menyasar sekolah-sekolah di Nigeria. Setidaknya ada sepuluh penculikan massal di sekolah-sekolah daerah pada tahun lalu.