ilustrasi gedung hancur akibat gempa (unsplash.com/ Carl Campbell)
Opini kontroversial dari Eliyahu memancing kecaman dari banyak pihak, termasuk kalangan Yahudi. Sejumlah pemuka agama Yahudi pun ikut berkomentar.
"Ribuan orang yang diciptakan Tuhan terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka, orang tua dan bayi meninggal dalam penderitaan yang mengerikan, dan kita harus menganggap ini menguntungkan kita?” tulis Rabi Yehuda Gilad, yang menganggap sentimen tersebut tidak sejalan dengan ajaran Taurat.
Rabi Avraham Stav, salah seorang pedeta Yahudi termuka, juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa terganggu dengan pernyataan Eliyahu. Ia mengatakan, kegembiraan atas kematian musuh seharusnya ditujukan kepada teroris, bukan kepada masyarakat sipil yang tidak berdosa.
Respons senada juga dikeluarkan oleh Presiden Kongres Yahudi Dunia, Ronald S. Lauder. Ia menganggap tidak pantas bagi seorang pemuka agama menyampaikan komentar yang tidak simpatik atas tragedi yang memakan puluhan ribu korban.
"Tidak terbayangkan bagi saya bahwa setiap manusia dengan kesopanan apa pun, apalagi seorang pria yang menampilkan dirinya sebagai pemimpin spiritual, tidak hancur dengan kematian tragis lebih dari 28 ribu pria, wanita dan anak-anak," kata Lauder.
Dalam pernyataannya itu, Lauder juga mengungkapkan duka cita yang mendalam atas korban gempa sekaligus mengajak masyarakat untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain dengan tidak menebarkan kebencian.
"Sekarang adalah momen bagi kita untuk berkomitmen untuk saling membantu dan mendukung, bukan untuk mengobarkan kebencian dan perpecahan,” ujar Lauder.