Hukuman yang dijatuhkan kepada Zhao terbilang ringan jika dibandingkan dengan eksekutif kripto lainnya meski ia menghadapi tuduhan yang berat. Zhao hanya mengaku bersalah atas satu tuntutan pidana, yaitu kegagalannya dalam mencegah pencucian uang di Binance.
Ia akhirnya memutuskan mundur dari jabatan CEO Binance dan membayar denda pribadi sebesar 50 juta dollar AS atau sekitar Rp813 miliar. Meski begitu, Zhao masih memiliki saham kepemilikan di Binance yang oleh Forbes dinilai mencapai Rp536 triliun. Jumlah ini menjadikannya sebagai eksekutif kripto dengan kekayaan terbesar.
Kasus Zhao berbeda dengan Sam Bankman-Fried, pendiri bursa FTX yang sekaligus rival bisnisnya. Pada Maret 2024 lalu, Bankman-Fried dijatuhi hukuman 25 tahun penjara karena terbukti melakukan penipuan.
Pengacaranya berdalih bahwa Zhao layak mendapatkan keringanan hukuman karena telah menunjukkan penyesalan dan tanggung jawab. Apa yang dilakukan Zhao di dalam Binance dinilai berbeda dengan Bankman-Fried yang melakukan pencurian dana nasabah.