(Laboratorium Institut Virologi Wuhan) www.pharma-industry-review.com
Perdebatan tentang asal muasal virus corona terus berkembang hingga kini. Dugaan awal pada saat virus ini baru menyebar, virus corona berasal dari sebuah pasar di Wuhan, China. Namun, tim peneliti independen World Health Organization (WHO) yang menginvestigasi ke sana membantah kemungkinan itu.
Kemungkinan terbesarnya adalah pasar tersebut sebagai klaster awal penyebaran SARS-CoV-2. Namun, tidak ada bukti bahwa virus itu berasal dari sana. "Secara hipotesis, semua kondisi yang memungkinkan (virus) menyebar ada semua di sana,” kata Vladimir Dedkov, anggota tim peneliti WHO asal Rusia, dilansir dari Xinhua pada 7 Februari 2021.
Dedkov juga membantah teori virus corona yang bersumber dari laboratorium di Wuhan, seperti tudingan Amerika Serikat. Setelah sembilan peneliti WHO mengunjungi Institut Virologi Wuhan beberapa hari yang lalu, dia menjamin fasilitas laboratorium tersebut tidak memberikan peluang bagi virus untuk “berlalu-lalang”.
AS tidak puas dengan penelitian tersebut dan berniat menjalani investigasinya sendiri. Namun, hingga kini belum ada bukti kuat yang diumumkan.
Di lain pihak, China menuding balik AS. Epidemiolog senior China mengatakan AS harus menjadi prioritas dalam fase lanjutan terkait penyelidikan asal usul COVID-19. Peneliti tersebut mengatakan, besar kemungkinan virus itu telah beredar di AS sejak awal Desember 2019.
Epidemiolog itu mengutip sebuah studi yang diterbitkan oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIIH) pekan ini. Dilansir dari Channel News Asia, dikatakan bahwa tujuh orang di lima negara bagian AS telah terinfeksi SARS-CoV-2 beberapa minggu sebelum laporan resmi kasus pertama.