ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva
Ardern pun menyinggung tentang peran media sosial dalam menyebarluaskan video penembakan hingga beberapa hari setelah kejadian. Menurutnya, ini sungguh tidak layak apalagi media sosial "bukan tukang pos" yang hanya sekadar mengirim pesan.
"Kita tidak bisa diam saja dan menerima bahwa platform-platform ini sekadar hadir dan apa yang dikatakan di situ bukan tanggung jawab tempat yang mempublikasikannya," tegas Ardern.
Salah satu yang beredar luas adalah potongan video live streaming pelaku yang diunggah ke Facebook. Potongan video itu kemudian disebar juga ke platform lain yang dimiliki Mark Zuckerberg, misalnya Instagram.
Facebook sendiri mengaku sudah mengaku sudah menghapus 1,5 juta video penembakan dalam 24 jam pertama usai kejadian. Ardern berkata sudah berkomunikasi dengan Facebook dan menegaskan potongan video itu "tidak bisa, tidak seharusnya, disebarluaskan, diakses, bahkan bisa ditonton".