Bendera Afrika Selatan. (Unsplash.com/Den Harrson)
Melansir The Guardian, Afrika Selatan telah lama dirusak oleh tingginya tingkat kekerasan, salah satu dari banyak warisan selama puluhan tahun pemerintahan rezim apartheid rasis yang represif. Kejahatan kekerasan semakin parah dengan pembunuhan bersenjat telah meningkat dari tahun ke tahun selama satu dekade.
Pada Juli 2022, terjadi empat penembakan massal dalam beberapa hari. Dalam insiden paling serius, pria bersenjata menggunakan senapan otomatis dan pistol untuk membunuh 15 orang dan melukai delapan lainnya dalam penembakan massal di sebuah kedai minum di Soweto, Johannesburg pada 10 Juli.
Saksi kunci penembakan itu, di pemukiman informal Nomzamo di lingkungan Orlando East, menghilang minggu lalu dan dikhawatirkan tewas.
Para ahli mengatakan, sebagian besar kematian dalam insiden penembakan akibat pertengkaran pribadi, tapi proporsi pembunuhan yang meningkat adalah ulah dari kelompok main hakim sendiri, jaringan kriminal bermotivasi politik, dan geng terorganisir.
Pada April hingga Juni 2021, ada 5.760 pembunuhan di Afrika Selatan, salah satu tingkat per kapita tertinggi di dunia. Sekitar sepertiga dari kejahatan kekerasan yang dicatat setiap bulan melibatkan senjata api.