Alexey Muraviev, profesor studi strategis di Universitas Curtin, mengatakan bahwa kematian Navalny yang terjadi kurang dari sebulan sebelum pemilihan presiden Rusia, hanya akan berdampak kecil pada hasil pemilu.
“Navalny tidak memiliki pengaruh politik yang signifikan di Rusia. Dia mempunyai banyak pendukung, namun jika dibandingkan dengan keseluruhan proporsi pemilih konservatif di Rusia, mereka adalah minoritas,” kata Muraviev kepada Al Jazeera.
Sebaliknya, hal ini menurutnya dapat merugikan upaya presiden Rusia untuk membangun kembali dialog dengan Barat.
Pihak berwenang Rusia memandang Navalny dan para pendukungnya sebagai ekstremis yang memiliki hubungan dengan badan intelijen Amerika CIA, yang menurut mereka berupaya mengganggu stabilitas Rusia. Namun, tuduhan tersebut selalu ditepis Navalny.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memuji Navalny sebagai sosok yang berani melawan korupsi, kekerasan, dan semua hal buruk yang dilakukan pemerintahan Putin. Ia menuding pemimpin Rusia itu bertanggung jawab atas kematian aktivis tersebut tanpa memberikan bukti. Inggris juga mengatakan bahwa akan ada konsekuensi bagi Moskow.
Kremlin sendiri menyebut reaksi Barat itu tidak dapat diterima dan berlebihan.