Jakarta, IDN Times - Pengakuan mengejutkan mengenai perlakuan muslim di daerah Xinjiang, Tiongkok kembali terungkap. Mantan tahanan di kamp reedukasi, Sayragul Sautbay mengungkapkan saat ditahan di sana, ia dipaksa mengonsumsi daging babi tiap hari Jumat.
Stasiun berita Al Jazeera, Minggu, 6 Desember 2020 melaporkan bila muslim di kamp tersebut menolak maka mereka akan diberi hukuman yang berat. Sautbay yang merupakan seorang dokter kini sudah bermukim di Swedia. Ia baru-baru ini meluncurkan sebuah buku yang menjelaskan secara detail perlakuan apa saja yang dialami selama berada di kamp reedukasi, mulai dari pemukulan, kekerasan seksual hingga pemaksaan sterilisasi.
"Setiap Jumat, kami dipaksa untuk makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari yang dianggap sakral bagi umat muslim. Bila Anda menolak, maka Anda akan diberi hukuman berat," ungkap perempuan yang memiliki dua anak itu.
Ia menjelaskan tujuan otoritas di Tiongkok memaksa mereka mengonsumsi daging babi agar umat muslim di dalam kamp merasa malu dan bersalah. Itu adalah dua emosi yang dirasakan setiap kali secara sadar mengonsumsi daging yang dilarang dalam Islam.
"Yang saya rasakan yaitu saya menjadi orang yang berbeda. Semua di sekitar saya terasa gelap dan sangat sulit untuk diterima," tutur dia lagi.
Tetapi, ada tujuan lain di balik pemaksaan agar umat muslim di Xinjiang mau mengonsumsi daging babi. Apa itu?