Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Pekerja Bulan Sabit Merah Palestina, Mohammad Jamal Salah, merupakan salah satu dari banyak warga Gaza yang menghadapi pengalaman traumatis selama perang.

Selama 40 hari, Salah harus berusaha menguatkan diri untuk timnya di Jabalia, Gaza utara, di mana mereka mendirikan dan mengelola satu-satunya kompleks medis yang berfungsi di wilayah tersebut. Mereka membantu persalinan dan merawat orang-orang yang terluka.

“Saya ingin perang ini berakhir sehingga saya bisa menangis. Saya tidak akan pernah melupakan hari ketika kami menerima 95 jenazah dan 38 orang yang terluka parah, semuanya antara pukul 02.00 dan 06.00," kata pria 42 tahun itu kepada The National.

Ia menambahkan bahwa sebagian besar mereka yang bertahan akhirnya meninggal karena kurangnya pasokan medis.

1. Tentara Israel tahan sejumlah pekerja Bulan Sabit Merah Palestina

Pada 20 Desember, pasukan Israel termasuk tank, tentara dan penembak jitu segera mengepung pusat ambulans Bulan Sabit Merah Palestina di Jabalia. Ada 127 orang yang bersamanya saat itu. Sebanyak 22 di antaranya terluka, termasuk rekan kerjanya, Mohammad Abu Rukbeh, yang mengalami luka bakar tingkat tiga di kaki dan punggungnya.

Melalui pengeras suara, tentara berkali-kali menyerukan agar Kepala Bulan Sabit Merah keluar. Salah pun berjalan keluar dengan gemetar lantaran penembak jitu mengarahkan laser senjata padanya. Dia lantas menurut ketika mereka memintanya untuk menanggalkan pakaian dan berbalik, sebelum mengenakan pakaiannya kembali.

Setelah melakukan negosiasi, tentara mengizinkan para perempuan meninggalkan kompleks tersebut bersama beberapa orang yang membutuhkan perawatan. 

Sementara itu, beberapa orang yang tersisa diborgol dan disuruh berjalan menuju sebuah bangunan yang ditinggalkan. Abu Rukbeh, yang membutuhkan perhatian khusus, ditempatkan di sebuah tandu.

“Kami telah disumpah, hal-hal yang bahkan tidak dapat saya katakan melalui telepon,” katanya, seraya menambahkan bahwa para tentara bercanda akan menembak mereka.

Mereka lalu dibawa ke truk dengan mata tertutup dan tangan terikat di belakang punggung. Para tentara melempar Abu Rubkbeh ke atas kendaraan tersebut.

“Mereka melemparkannya ke truk. Seolah sengaja membuatnya menderita," ujar Salah. Ia menambahkan bahwa Abu Rukbeh juga dilempari batu.

"Penghinaan. Sumpah serapah. Pemukulan. Kepala saya dipukul dengan punggung Kalashnikov (jenis senjata),” tambahnya.

Secara total, delapan orang yang bersama Salah, termasuk Abu Rukbeh, ditahan Israel. Hingga kini, ia belum mendengar kabar dari mereka sejak 22 Desember.

2. Israel klaim tangkap warga Palestina karena dicurigai sebagai komplotan Hamas

Editorial Team

Tonton lebih seru di