Pada 20 Desember, pasukan Israel termasuk tank, tentara dan penembak jitu segera mengepung pusat ambulans Bulan Sabit Merah Palestina di Jabalia. Ada 127 orang yang bersamanya saat itu. Sebanyak 22 di antaranya terluka, termasuk rekan kerjanya, Mohammad Abu Rukbeh, yang mengalami luka bakar tingkat tiga di kaki dan punggungnya.
Melalui pengeras suara, tentara berkali-kali menyerukan agar Kepala Bulan Sabit Merah keluar. Salah pun berjalan keluar dengan gemetar lantaran penembak jitu mengarahkan laser senjata padanya. Dia lantas menurut ketika mereka memintanya untuk menanggalkan pakaian dan berbalik, sebelum mengenakan pakaiannya kembali.
Setelah melakukan negosiasi, tentara mengizinkan para perempuan meninggalkan kompleks tersebut bersama beberapa orang yang membutuhkan perawatan.
Sementara itu, beberapa orang yang tersisa diborgol dan disuruh berjalan menuju sebuah bangunan yang ditinggalkan. Abu Rukbeh, yang membutuhkan perhatian khusus, ditempatkan di sebuah tandu.
“Kami telah disumpah, hal-hal yang bahkan tidak dapat saya katakan melalui telepon,” katanya, seraya menambahkan bahwa para tentara bercanda akan menembak mereka.
Mereka lalu dibawa ke truk dengan mata tertutup dan tangan terikat di belakang punggung. Para tentara melempar Abu Rubkbeh ke atas kendaraan tersebut.
“Mereka melemparkannya ke truk. Seolah sengaja membuatnya menderita," ujar Salah. Ia menambahkan bahwa Abu Rukbeh juga dilempari batu.
"Penghinaan. Sumpah serapah. Pemukulan. Kepala saya dipukul dengan punggung Kalashnikov (jenis senjata),” tambahnya.
Secara total, delapan orang yang bersama Salah, termasuk Abu Rukbeh, ditahan Israel. Hingga kini, ia belum mendengar kabar dari mereka sejak 22 Desember.