Berbagai piha telah meminta kematian Slim perlu penyelidikan mendalam. Sumber:twitter.com/Prince Claus Fund
Melansir dari Associated Press, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan telah merespon kematian Slim dan menyebutkan sebagai "pembunuhan keji" dan mendesak agar para pembunuh Slim segera dibawa ke pengadilan, ia menyebut bahwa telah ada tindakan kekerasan, ancaman, dan intimidasi untuk menentang kebebasan berpendapat.
Pihak pemerintah telah merespon pembunuhan Slim, Menteri Dalam Negeri Mohammad Fahmi mengatakan tindakan tersebut sebagai "kejahatan yang mengerikan", Perdana Menteri Hassan Diab berjanji akan menyelidiki kasus ini.
Melansir dari Reuters, sebuah pusat kebebasan pers Lebanon, SKeyes, menyampaikan bahwa ia takut tindakan kejahatan ditutup-tutupi kejahatan, yang akan menghilangkan "simbol pemikiran politik bebas". Pusat tersebut didirikan setelah sebuah bom mobil membunuh Samir Kassir, seorang jurnalis, pada tahun 2005, ketika pembunuhan sedang melanda Lebanon yang mengincar mereka yang sering menyuarakan kritikan atas dominasi 15 tahun Suriah di Lebanon.
Melansir dari The Guardian, kasus kekerasan politik dan pembunuhan pelakunya hampir tidak pernah diidentifikasi atau dituntut. Kasus ledakan di pelabuhan Beirut Agustus tahun lalu masih belum terungkap dalangnya, dengan sebagian besar lembaga politik bersatu menentang penyelidikan dan tidak nyaman dengan pengawasan yang terus menerus.
Seorang peneliti Lebanon di Human Rights Watch, Aya Majzoub, menyampaikan bahwa, “pihak berwenang Lebanon secara terbuka berjanji bahwa penyelidikan atas ledakan yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menghancurkan separuh kota akan memakan waktu lima hari, tetapi enam bulan kemudian, publik masih menunggu. jawaban. Selain itu, pengadilan yang menangani kasus tersebut tampaknya telah berjalan kasar atas hak proses yang layak dari terdakwa yang ditahan, menandakan bahwa pihaknya tidak dapat atau tidak mau untuk memberikan keadilan."