Ilustrasi kamp pengungsi. (Unsplash.com/Julie Ricard)
Menteri Dalam Negeri, Jose Luis Carneiro, meminta pihak berwenang untuk berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam menganalisis motif serangan. Dia mengatakan, tersangka merupakan pemuda yang tiba di Portugal melalui program Uni Eropa, yang memindahkan pencari suaka dari Yunani dan Italia.
Carneiro mengatakan, pria itu memiliki tiga anak yang berusi 9, 7, dan 4 tahun, sementara istrinya telah meninggal saat di kamp pengungsi di Yunani. Pria itu tidak memiliki catatan kekerasan di masa lalu.
“Dari yang kami tahu, dia adalah orang tenang yang pernah mendapat bantuan dari komunitas Ismaili dalam hal pengetahuan bahasa, pengasuhan makanan, pengasuhan anak-anak yang lebih kecil,” kata menteri.
Omer Taeri, presiden Asosiasi Komunitas Afghanistan di Portugal, mengatakan bahwa tersangka tiba di Portugal dengan trauma psikologis sejak istrinya meninggal dan mengkhawatirkan anak-anaknya. Taeri meminta orang-orang untuk tidak menilai seluruh komunitas dari serangan tersebut.