Jumat, 4 Desember sekitar 1.600 pengungsi Rohingya direlokasi ke sebuah pulau terpencil Bangladesh, yaitu pulau Bhasan Char.
Bangladesh memberitahu bahwa semua pengungsi yang dipindahkan ke Bhasan Char telah setuju, namun pengungsi mengatakan kepada BBC pada Oktober bahwa mereka tidak mau dipindahkan ke pulau itu. Kepindahan tersebut telah membuat kelompok pemerhati hak asasi manusia prihatin, karena pengungsi tidak ingin dipindahkan.
Rashida Khatun seorang pengungsi yang BBC wawancara memberitahu bahwa anaknya terdapat dalam daftar pengungsi yang akan direlokasi ke Bhasan Char, meski bukan keinginannya. Pihak BBC juga melaporkan bahwa ketika menuju pulau tersebut mereka tidak memperoleh izin berjumpa dengan pengungsi.
Human Rights Watch telah melakukan wawancara kepada 12 keluarga yang namanya ada di daftar relokasi, tetapi mereka tidak mengajukan diri untuk pergi. Sementara PBB merasa tidak dilibatkan dan mengatakan informasi relokasi yang diperoleh terbatas.
Menteri Luar Negeri Bangladesh Abdul Momen mengatakan pada Kamis malam bahwa pemerintah "tidak akan membawa siapa pun secara paksa ke Bhasan Char. Kami mempertahankan posisi ini."
Masih melansir dari BBC, laporan dari Amnesty Internasional dirilis awal tahun ini memberitahu bahwa sudah ada 306 pengungsi di Bhasan Char. Laporan tersebut menduga bahwa lingkungan kehidupan pulau tidak bersih, terbatasnya fasilitas makanan dan perawatan kesehatan, kurangnya telepon untuk komunikasi pengungsi dengan keluarga mereka, serta diduga ada tindakan pelecehan seksual oleh prajurit angkatan laut dan pekerja lokal melakukan pemerasan.
Mengenai pelecehan seksual telah dibantah oleh Komodor Abdullah al Mamun Chowdhury, juru bicara Angkatan Laut. "Kami merawat mereka sebagai tamu kami. Mereka diberi makanan yang layak dan akses ke semua fasilitas."