Jakarta, IDN Times – Nidal Ibrahim merupakan salah satu dari sekian ribu pengungsi yang kini terdampar di perbatasan Polandia-Belarusia. Lelaki berusia 37 tahun itu bercerita, betapa suhu membeku -5 hingga -7 derajat derajat celcisu hampir membunuh dirinya.
Jika bukan karena istri dan tiga anaknya, Nidal merasa tidak lagi memiliki alasan untuk hidup. Sekarang, dia harus berjuang untuk mencapai Eropa di tengah segala keterbatasan.
“Kami terjebak di hutan tanpa air, minum dari rawa-rawa, tanpa makanan. Saya hanya hidup karena memiliki tiga anak dan istri di Turki. Demi mereka, aku harus bertahan. Aku mencintai mereka dan sangat merindukan mereka,” kata Nidal, dilansir dari Al Jazeera.