Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Kanada (Unsplash.com/Harry Grout)

Jakarta, IDN Times - Ekspor militer Kanada ke Arab Saudi dilaporkan meningkat pada tahun 2021. Hal itu diungkap oleh sebuah laporan yang dirilis Global Affairs Canada pada Selasa, 31 Mei 2022, dilansir Middle East Eye, Rabu (1/6/2022).

Laporan itu mengungkap bahwa Ottawa mengekspor persenjataan senilai lebih dari 1,7 miliar dolar Kanada (sekitar Rp 19,5 trilliun) ke Arab Saudi pada 2021. Angka itu meningkat dari 1,3 miliar dolar Kanada pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan itu pula, Saudi menjadi tujuan ekspor peralatan militer terbesar kedua Kanada setelah Amerika Serikat (AS).

1. Ekspor meningkat di tengah perselisihan diplomatik

Putra mahkota Mohammed Bin Salman (twitter.com/The Saudi Post)

Peningkatan ekspor tetap terjadi di tengah ketegangan diplomatik antar kedua negara sejak 2018. Tahun itu, Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, menyerukan pembebasan aktivis politik yang ditahan.

Saudi justru merespons seruan itu dengan kecaman karena Kanada disebut ikut campur urusan dalam negeri kerajaan. Akibatnya, Riyadh menangguhkan perdagangan keduanya dan mengusir duta besar Kanada dari Saudi.

Pada tahun yang sama, pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau memberlakukan moratorium izin ekspor baru ke kerajaan Saudi.

Namun setahun setelahnya, Kanada menjual perangkat keras militer ke Riyadh yang digadang-gadang menjadi penjualan terbanyak keduanya senilai sekitar 2,2 miliar dolar AS. Itu termasuk penjualan kendaraan lapis baja ringan (LAV), sistem artileri, dan senapan mesin berat.

2. Kanada klaim penjualan senjata bukan untuk hal yang melanggar

Bendera Kanada (Unsplash.com/Harry Grout)

Moratorium penjualan senjata ke Saudi berakhir pada April 2020. Ottawa mengatakan telah melakukan perbaikan pada kontrak kendaraan lapis baja ringan senilai 15 miliar dolar Kanada dan berjanji untuk mengevaluasi setiap izin ekspor militer di masa mendatang.

Langkah tersebut mengikuti tinjauan oleh pemerintah Kanada tentang penjualan senjata ke Saudi. Disimpulkan bahwa tidak ada risiko substansial transfer barang-barang militer tersebut, misalnya digunakan untuk melakukan atau memfasilitasi pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional, hukum humaniter internasional, atau kekerasan berbasis gender.

Global Affairs Canada tahun lalu mengatakan bahwa mereka memiliki salah satu sistem kontrol ekspor terkuat di dunia, dimana terdapat penghormatan terhadap hak asasi manusia yang diabadikan dalam undang-undang kontrol ekspor.

3. Kanada dituduh membantu Saudi di perang Yaman

Pasukan koalisi Arab Saudi di Yaman untuk bertempur melawan kelompok Houthi. (brookings.edu)

Sebuah laporan oleh kelompok hak asasi Amnesty International dan Project Ploughshares mengatakan pemerintah Kanada salah menafsirkan atau mengabaikan pilar utama Perjanjian Perdagangan Senjata 2019. perjanjian internasional yang ditandatangani oleh Kanada itu mengatur perdagangan internasional senjata konvensional.

Dua laporan pada 2020 dan 2021 oleh sekelompok pakar PBB juga menyebut Kanada sebagai salah satu negara yang membantu mengobarkan perang di Yaman melalui penjualan senjata yang berkelanjutan ke Arab Saudi.

Timur Tengah merupakan pasar ekspor terpenting untuk senjata Kanada pada tahun 2021. Aljazair menjadi tujuan terbesar kedelapan dengan harga 34 juta dollar Kanada. Sementara ke Israel meningkat menjadi lebih dari 26 juta dollar Kanada pada 2021, dari sekitar 19 juta dolar di tahun sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team