Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Peta lokasi utama program nuklir Iran. (Yagasi, translation of the original work by Sémhur, CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Pentagon telah mengumpulkan materi intelijen yang menunjukkan bahwa program nuklir Iran mengalami kemunduran hingga dua tahun akibat serangan yang dilancarkan Washington terhadap tiga fasilitas nuklir utama Teheran pada bulan lalu.

Juru bicara Departemen Pertahanan, Sean Parnell, mengulangi klaim Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bahwa situs nuklir utama Iran telah hancur total.

Laporan sebelumnya dari Badan Intelijen Pertahanan (DIA) Pentagon menilai program tersebut telah mundur beberapa bulan. Namun, temuan itu dibuat pada tingkat yang disebut "keyakinan rendah".

Dilansir Al Jazeera, sejak AS mengirim sekelompok pesawat pengebom siluman B-2 ke Iran, Trump secara konsisten mengecam setiap pernyataan bahwa serangan tersebut tidak menghancurkan fasilitas nuklir Teheran. Dia bersikeras menyatakan bahwa program nuklir negara Timur Tengah itu telah dihancurkan seperti yang belum pernah dilihat siapa pun sebelumnya.

1. Trump klaim telah menghilangkan kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir

Penilaian terbaru didasarkan oleh materi yang menunjukkan bahwa sentrifus di situs pengayaan utama Fordow telah dihancurkan, meskipun belum jelas apakah fasilitas itu sendiri telah runtuh.

Penasihat Trump telah menggunakan materi tersebut, yang mencakup video yang diambil dari pembom B-2, untuk mengonfirmasi model simulasi gelombang kejut yang menghancurkan sentrifus guna membela pernyataan Trump.

Dia menolak laporan DIA dan mengatakan secara pribadi bahwa penghancuran sentrifus itu berarti serangan AS telah menghilangkan komponen utama kemampuan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir dan menunda program nuklir itu selama bertahun-tahun.

"Bukan hanya uranium yang diperkaya atau sentrifus atau hal-hal seperti itu. Kami menghancurkan komponen-komponen yang mereka perlukan untuk membuat bom. Kami yakin bahwa kemampuan nuklir Iran telah sangat menurun. Bahkan ambisi mereka untuk membuat bom," kata Parnell, dikutip dari ABC.

2. Khamenei sebut Trump melebih-lebihkan dampak serangan AS

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Khamenei.ir, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Sementara itu, Teheran belum merincu terkait kondisi situs nuklirnya. Beberapa pejabat Iran mengatakan bahwa fasilitas tersebut mengalami kerusakan signifikan akibat serangan AS. Namun, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei mengatakan Trump telah melebih-lebihkan dampak dari serangan tersebut.

Belum ada penilaian independen mengenai dampak serangan AS. Analisis visual melalui citra satelit tidak dapat sepenuhnya menangkap cakupan kerusakan di situs bawah tanah, terutama fasilitas pengayaan terbesar Iran di Fordow.

Selain itu, lokasi dan kondisi stok yang berisi uranium Iran yang sangat diperkaya juga tak diketahui secara persis. Badan nuklir Teheran dan regulator negara-negara kawasan mengaku tidak mendeteksi lonjakan radioaktivitas setelah pengeboman, seperti yang diperkirakan dari serangan tersebut. Selain itu, citra satelit menunjukkan bahwa truk-truk bergerak keluar dari Fordow sebelum serangan AS.

3. Iran dapat memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan

ilustrasi logo Badan Energi Atom Internasional (IAEA) (IAEA Imagebank, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Mengutip The Guardian, Kepala pengawas nuklir PBB, Rafael Grossi, mengatakan pada Minggu bahwa Iran dapat memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan.

"Mereka dapat memiliki beberapa sentrifus yang berputar dan memproduksi uranium yang diperkaya dalam hitungan bulan. Iran adalah negara yang sangat canggih dalam hal teknologi nuklir. Anda tidak dapat membatalkan pengetahuan yang Anda miliki atau kapasitas yang Anda miliki," ungkap Kepala IAEA, Rafael Grossi.

Saat ini, untuk memverifikasi tingkat kerusakan menjadi lebih sulit setelah Iran menangguhkan kerja sama dengan IAEA. Teheran menuduh badan nuklir PBB itu berpihak pada negara-negara Barat dan memberikan pembenaran atas serangan udara Israel.

Seorang juru bicara departemen luar negeri AS menyebut tindakan itu tidak dapat diterima dan mengatakan Iran harus sepenuhnya mematuhi kewajiban perjanjian nonproliferasi nuklirnya. Itu termasuk dengan memberikan informasi kepada IAEA tentang bahan nuklir dan memberikan akses tanpa batas ke fasilitas pengayaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama