Bendera Kanada. (Unsplash.com/Harry Grout)
Walker setelah ditahan oleh pihak berwenang AS mengeluarkan pernyataan yang mengatakan dia mengkhawatirkan keselamatannya dan putranya. Dia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap sistem peradilan Saskatchewan, sistem hukum keluarga dan perlindungan anak.
Tuduhan itu telah dibantah ayah putranya. Keduanya diketahui telah terlibat dalam perebutan hak asuh dan putra Walker akan tinggal bersama ayahnya pada 25 Juli.
Polisi Saskatoon dalam keterangannya menyampaikan telah melakukan penyelidikan terhadap tuduhan sebelumnya yang dibuat Walker tentang ayah anaknya, tetapi penyelidikan tidak menemukan adanya kesalahan. Walker membalas keterangan polisi dengan mengatakan bahwa kepolisian hanya akan peduli setelah mengira dia telah mati.
“Saya melawan sistem yang terus gagal melindungi saya sebagai perempuan pribumi dan melindungi pria nonpribumi,” kata Walker, dilansir The Guardian.
Walker sebelumnya merupakan CEO Federasi Bangsa-Bangsa Adat Berdaulat (FSIN) dan telah lama memperjuangkan hak-hak perempuan pribumi, yang melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga. Dia telah mengkritik kegagalan pihak berwenang dalam melindungi krisis berkelanjutan terhadap perempuan pribumi yang hilang dan terbunuh.
"Sangat menyedihkan bahwa Dawn mungkin merasa dia tidak punya pilihan lain selain mengambil tindakan drastis yang dia lakukan. Janganlah kita lupa bahwa Dawn adalah juara hak dan tujuan perempuan First Nations," kata Kepala FSIN Bobby Cameron dalam sebuah pernyataan menyusul berita penangkapan Walker Dawn.