Penyalahgunaan Kekuasaan, Petinggi Kepolisian Slovakia Mundur

Bratislava, IDN Times - Presiden Kepolisian Slovakia Peter Kovařík pada Selasa (31/8/2021) mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya. Keputusan ini dilakukan setelah dirinya dituding melakukan kekerasan kekuasaan (abuse of power) selama kepemimpinannya.
Meskipun begitu, Kovařík diketahui menolak semua tudingan yang diberikan kepadanya dan menyebut bahwa dirinya tidak bersalah. Namun, selama kepemimpinannya, beberapa kasus korupsi berskala besar yang melibatkan pejabat mulai terungkap.
1. Memutuskan mundur usai mendapat tuntutan dari Kantor Kejaksaan
Peter Kovařík sudah mundur diri dari jabatannya sebagai Presiden Kepolisian Slovakia dan berencana meninggalkan semua programnya selama ini. Berdasarkan keterangannya, ia mengungkapkan, "Saya tidak membayangkan masa depan saya sebagai kepala polisi yang menjalani persekusi."
Kovařík telah menjabat sebagai pejabat tertinggi di kepolisian sejak Januari 2020, setelah melalui beberapa proses seleksi. Sebelumnya, ia juga sudah menjabat sebagai kepala polisi sementara menggantikan Milan Lučanský yang memutuskan untuk mundur dari jabatannya.
Ia juga sudah mengirimkan surat pengunduran dirinya ke Mendagri Roman Mikulec dan rencananya ia akan meninggalkan jabatannya setelah tanggal 15 September.
Namun, ia tidak bisa mengatakan siapa yang akan menggantikannya. Sesuai dengan hukum yang berlaku, wakil kepala polisi, Jana Maškarová yang akan menggantikannya, tapi keputusan akhir ada di tangan Mendagri, dilansir dari laman The Slovak Spectator.
2. Diduga melakukan abuse of power dengan menggagalkan penangkapan terduga pelaku kriminal
Dikutip dari The Slovak Spectator, Kantor Kejaksaan Bratislava telah menjatuhkan tuntutan kepada Presiden Kepolisian Peter Kovařík sejak Kamis (26/8/2021). Petinggi kepolisian berusia 54 tahun itu dituntut setelah dituding melakukan kekerasan kekuasaan atau abuse of power sebagai pejabat negara dan melanggar hukum.
Bahkan, Kovařík merupakan seorang kepala kepolisian pertama yang mendapat tuntutan hukum saat sedang masih menjabat. Atas tuntutan ini, ia bisa mendapatkan hukuman penjara antara dua hingga lima tahun lamanya.
Pihak kejaksaan meyakini Kovařík menggagalkan upaya untuk menahan Matej Zeman dan Peter Petrov, di mana keduanya diduga melakukan kebohongan dalam sumpahnya. Bahkan keduanya diduga terlibat dalam jejaring kriminal berskala besar, dilansir dari Euronews.
3. Kepala polisi pendahulunya diharuskan mundur dari jabatannya
Meskipun sudah mendapat tudingan dan berencana mundur dari jabatannya, Mendagri Roman Mikulec meyakini bahwa Kovařík tidak bersalah dan keputusannya ini merupakan bentuk kesetiaannya kepada negara.
Sementara itu, Kovařík sudah menjabat setelah menggantikan Milan Lučanský yang diduga menerima uang suap dan pada akhir tahun lalu memutuskan bunuh diri di dalam sel tahanan.
Pendahulu Lučanský, Tibor Gašpar juga dipaksa mundur dari jabatannya di tengah tuduhan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan jurnalis Jan Kuciak pada tahun 2018 lalu. Pasalnya, ia diketahui memiliki hubungan dengan seorang tokoh politik yang diduga membunuh Kuciak, dikutip dari Euronews.
Sejak Maret 2020, sudah terdapat kasus penangkapan sejumlah pejabat negara di Slovakia seiring terungkapnya skandal korupsi. Sementara kasus pembunuhan Jan Kuciak disebut sebagai momentum pembersihan aparat kepolisian dan terungkapnya kasus korupsi di negara Eropa Timur itu.