Ilustrasi penembakan. (Pexels.com/Skitterphoto)
Melansir France 24, menurut seorang polisi RDK, tentara dari negaranya telah bergerak maju dan melepaskan tembakan ke arah perbatasan Rwanda. Aksi itu kemudian dibalas pasukan Rwanda yang menyebabkan tentara itu tewas.
Setelahnya terjadi baku tembak antara kedua belah pihak. Dia memberitahu akibat pertempuran itu beberapa warga sipil yang menunggu untuk menyeberangi perbatasan terluka.
Berdasarkan keterangan tentara Rwanda, insiden ini bermula ketika seorang pasukan RDK melintasi perbatasan dan menembaki tentara serta warga sipil dengan senapan serbu AK-47, yang menyebabkan dua tentara Rwanda terluka.
Tentara itu menjelaskan, akibat tembakan itu, seorang dari mereka merespons dengan menembak mati tentara RDK yang berada 25 meter di dalam wilayah Rwanda.
Jenazah tentara yang tewas itu telah dibawa kembali ke Goma kota terdekat negaranya yang berada di perbatasan. Saat tubuh tentara itu dibawa orang-orang bertepuk tangan dan meneriakinya sebagai pahlawan.
Orang-orang juga mencoba menuju ke pos perbatasan sambil meneriakan slogan anti etnis Tutsi dan menyebut Presiden Rwanda, Paul Kagame, sebagai pembunuh. Polisi berhasil mencegah mereka menerobos perbatasan dan perbatasan sempat ditutup sementara.
Adanya insiden ini membuat pengamat dari organisasi multinasional Konferensi Internasional Wilayah Danau Besar telah melakukan perundingan dengan pejabat keduan negara di perbatasan.