Dilansir Al Jazeera, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menekankan pentingnya solusi diplomatik untuk menghindari perang yang akan merugikan kedua belah pihak.
Dalam pertemuan dengan timpalannya Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Selasa (25/6/2024), Austin menyalahkan Hizbullah atas meningkatnya ketegangan di perbatasan. Namun ia menekankan bahwa perang besar-besaran akan berdampak buruk bagi semua pihak yang terlibat dan dapat memicu konflik regional.
“Diplomasi sejauh ini merupakan cara terbaik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Jadi kami segera mengupayakan perjanjian diplomatik yang mengembalikan ketenangan abadi di perbatasan utara Israel dan memungkinkan warga sipil kembali dengan selamat ke rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon,” kata Austin kepada wartawan.
Namun, Levine tidak berharap diplomasi akan berhasil.
“Saya tidak menginginkan perang. Tetapi perjanjian antara Israel dan Lebanon tidak berdampak pada Hizbullah,” katanya, mengacu pada fakta bahwa kelompok yang didukung Iran tersebut memiliki kekuasaan dan pengaruh yang tidak proporsional di Lebanon.
Seperti halnya Eisin, Levine khawatir perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah akan menjadi 10 kali lebih buruk dibandingkan tahun 2006.
“Saat ini perang bukan melawan Hamas, dan tidak akan menjadi perang melawan Hizbullah. Apa yang kita lihat pada tanggal 7 Oktober adalah sebuah kejutan. Ini adalah adegan pembuka Iran-Israel," kata dia.