Perangi Hoaks, Facebook Beri Label di Postingan Vaksin COVID-19

Washington DC, IDN Times - Media sosial Facebook dan Instagram dianggap sebagai salah satu gerbang utama tersebarnya informasi palsu berbagai hal, termasuk vaksin virus corona. Cepatnya aliran informasi telah membuat media sosial itu sepertinya kewalahan dalam melakukan penyaringan.
Karenanya, para politisi dan peneliti ramai-ramai menyampaikan kritikannya kepada perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut. Kini Facebook bergerak untuk menanggapi dan akan membuat kebijakan baru dengan memberi label pada semua postingan terkait vaksin virus corona.
1. Kebijakan baru untuk memperketat aturan penyebaran informasi vaksin COVID-19
Pada hari Senin (15/3), pihak Facebook Inc, akan melaksanakan kebijakan baru berupa pemberian label kepada semua postingan tentang vaksin COVID-19. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan karena dianggap sebagai salah satu tempat yang signifikan dalam penyebaran informasi palsu, hoaks dan misinformasi tetang vaksin.
Melansir dari kantor berita Reuters, Chief Product Officer Facebook yang bernama Chris Cox mengatakan bahwa perusahaan telah menindak klaim palsu vaksin yang viral "dengan sangat serius." Meski begitu, ia mengakui ada "area abu-abu di mana orang-orang yang memiliki kekhawatiran". Karenanya, postingan akan disebut sebagai informasi yang salah dan beberapa di antaranya disebut meragukan.
Chris Cox menjelaskan “Hal terbaik yang dapat dilakukan di wilayah abu-abu itu adalah menunjukkan informasi otoritatif dengan cara yang membantu, menjadi bagian dari percakapan dan melakukannya dengan pakar kesehatan,” katanya.
Dalam penelusuran yang dilakukan oleh Associated Press, ada lusinan akun atau halaman dengan jutaan pengikut yang secara kontinyu memberikan informasi keliru tentang vaksin. Klaim-klaim palsu membuat jutaan orang enggan menggunakan vaksin tersebut.
NewsGuard, sebuah perusahaan teknologi yang menganalisis kredibilitas situs web memperkitakan setengah dari lusinan itu tetap aktif di Facebook. Salah satu halaman yang diidentifikasi adalah The Truth About Cancer.
Halaman itu memiliki lebih dari satu juta pengikut Facebook dan selama bertahun-tahun memposting saran tak berdasar bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme atau merusak otak anak-anak. NewsGuard menilai halaman tersebut sebagai "penyebar super informasi yang salah tentang vaksin COVID-19."
2. Membantu menemukan tempat dan waktu serta menghubungkan ke sumber daya informasi resmi
Langkah-langkah yang dilakukan oleh Facebook, termasuk media sosial Instagram miliknya, semakin diperketat. Mereka merasa bertanggung jawab untuk ikut ambil bagian dalam mensukseskan kampanye vaksinasi COVID-19.
Lewat halaman blog resminya, Facebook menjelaskan beberapa tahapan untuk meluruskan informasi, membantu orang-orang menemukan tempat vaksinasi dan waktunya. Namun bagian ini masih khusus ada di Amerika Serikat.
Di Instagram, Facebook akan menghadirkan pusat informasi COVID-19. Tujuannya, menurut pernyataan dalam blog resminya tersebut adalah untuk membantu orang-orang menemukan informasi terbaru tentang virus dari kementerian kesehatan setempat dan WHO.
Di Instagram Stories, Facebook juga menambahkan stiker yang baru sehingga orang-orang dapat menginspirasi orang lain untuk divaksinasi. Di WhatsApp, Facebook akan memperluas jangkauan chatbot WhatsApp resmi tentang COVID-19 agar orang-orang yang terdaftar untuk vaksinasi dengan otoritas kesehatan dan pemerintah.
3. Indonesia jadi salah satu negara yang menerima layanan pertama dari peningkatan memperketat aturan Facebook
Ada beberapa negara yang jadi penerapan pertama dalam upaya Facebook memperketat aturan memerangi informasi keliru virus corona. Selain di Amerika Serikat, Indonesia juga menjadi salah satu bagian yang pertama menerima layanan pengetatan aturan tersebut, bersama dengan beberapa negara Amerika Latin dan Afrika.
Di Indonesia, Facebook bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan memulai Tahap II pendaftaran vaksin. Orang-orang dapat melakukan pendaftaran lewat WhatsApp sebagai upaya dalam memperluas pendaftaran vaksin dari pekerja kesehatan garis depan hingga lansia.
Beberapa kerja sama yang telah dijalin Facebook dengan otoritas negara adalah di Buenos Aires, Argentina, WhatsApp akan jadi saluran resmi untuk mengirim notifikasi saat warga menerima giliran vaksinasi. Sedangkan di Brasil, WhatsApp digunakan sebagai saluran informasi dan dukungan bagi penduduk di Serrana.
Pemberian label terhadap postingan tentang vaksin virus corona akan dibuat dalam lima bahasa utama selain Inggris. Penambahkan label pada postingan yang membahas keamanan vaksin COVID-19 diluncurkan secara global dengan bahasa Spanyol, Portugis, Arab, Prancis dan Indonesia. Beberapa bahasa tambahan akan dimasukkan dalam beberapa minggu mendatang.
Melansir dari laman ABC, selama Facebook mulai menerapkan pengetatan aturan untuk memerangi misinformasi keamanan vaksin COVID-19, perusahaan media sosial itu mengatakan telah menghapus dua juta konten, baik itu di Facebook maupun di Instagram.