Ilustrasi. (pexels.com/Joshua Miranda)
Pada hari Senin (15/3), pihak Facebook Inc, akan melaksanakan kebijakan baru berupa pemberian label kepada semua postingan tentang vaksin COVID-19. Hal itu dilakukan sebagai tanggapan karena dianggap sebagai salah satu tempat yang signifikan dalam penyebaran informasi palsu, hoaks dan misinformasi tetang vaksin.
Melansir dari kantor berita Reuters, Chief Product Officer Facebook yang bernama Chris Cox mengatakan bahwa perusahaan telah menindak klaim palsu vaksin yang viral "dengan sangat serius." Meski begitu, ia mengakui ada "area abu-abu di mana orang-orang yang memiliki kekhawatiran". Karenanya, postingan akan disebut sebagai informasi yang salah dan beberapa di antaranya disebut meragukan.
Chris Cox menjelaskan “Hal terbaik yang dapat dilakukan di wilayah abu-abu itu adalah menunjukkan informasi otoritatif dengan cara yang membantu, menjadi bagian dari percakapan dan melakukannya dengan pakar kesehatan,” katanya.
Dalam penelusuran yang dilakukan oleh Associated Press, ada lusinan akun atau halaman dengan jutaan pengikut yang secara kontinyu memberikan informasi keliru tentang vaksin. Klaim-klaim palsu membuat jutaan orang enggan menggunakan vaksin tersebut.
NewsGuard, sebuah perusahaan teknologi yang menganalisis kredibilitas situs web memperkitakan setengah dari lusinan itu tetap aktif di Facebook. Salah satu halaman yang diidentifikasi adalah The Truth About Cancer.
Halaman itu memiliki lebih dari satu juta pengikut Facebook dan selama bertahun-tahun memposting saran tak berdasar bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme atau merusak otak anak-anak. NewsGuard menilai halaman tersebut sebagai "penyebar super informasi yang salah tentang vaksin COVID-19."